COVID 19 dan ketidak siapain Indonesia

Sejak kasus COVID 19 muncul di Indonesia pada awal Maret 2020, semua dibuat kelimpungan menghadapi pandemi ini. Seluruh sistem kolaps karena tidak mampu mengatasi dampak yang ditimbulkan. Betul kata banyak orang, kita sudah masuk di dalam krisis. Setelah melewati gelombang pertama, dan sudah beberapa pekan ini masuk gelombang kedua. Angka kasus baru setiap hari tembus melewati rekor sebelumnya, hampir mencapai 40 ribu kasus! ini fantastis sekali. Apakah bisa sampai menyebabkan tsunami COVID 19 seperti yang terjadi di India, jawaban Saya masih tetap sama ketika rekan-rekan berdiskusi dengan Saya, bisa! jika pemerintah tidak segera mengambil langah cepat dan tepat mengendalikan kasus. Dalam pandangan Saya, opsi PPKM darurat tidak efektif. Kebijakan ini sangat tidak populis. Kebijakan setengah setengah. Tukang bakso melanggar peraturan PPKM di denda, sementara mereka juga butuh uang untuk menghidupi keluarga. Kenapa tidak sekalian lockdown agar semua tinggal dirumah dan di bayar oleh negara. Kalau peraturan PPKM, hanya diberikan bansos, apa cukup? Kan gak cukup. Maka opsi lockdown adalah cara paling bijak dan efektif dalam mengendalikan persebaran COVID 19 ini. Dengan lockdown dua minggu saja bisa menurunkan trend harian, menekan penyebaran virus, dan rakyat mendapat jaminan. Memang akan ada beban finansial, namun ini pilihan yang serba sulit dan berat tapi harus berani mengambil risiko terbesar sekalipun. Kalau tidak lockdown, akan sampai kapan sistem kesehatan akan mampu menopang besarnya kasus harian ini. Tentunya suatu saat akan kolaps karena kita tidak siap!

Kenapa tidak fokus saja seluruh sumberdaya dan dana untuk mengatasi pandemi ini. Infrastruktur dihentikan sementara. Tutup seluruh pintu masuk dari dan ke Indonesia agar membuktikan keseriusan dalam menangani pandemi ini. Kesannya ini setengah-setengah, TKA masih masuk disaat PPKM diberlakukan, kenapa bisa terjadi? karena kita tidak siap! Ayolah, semakin cepat kebijakan dibuat, maka semakin sedikit dampak yang ditimbulkan. Kita selamatkan dulu sistem kesehatan agar dapat mampu mengatasi permasalahan ini, setelah itu kita bicara pemulihan ekonomi, pariwisata, infrastruktur dan semuanya. Kita hanya butuh leadership yang kuat untuk membuat keputusan yang tepat dan tetap sekalipun keputusan tersebut pahit!

Salam

Sani Rachman

Comments

Popular posts from this blog

ASUHAN DASAR BAYI MUDA : MENCEGAH INFEKSI

Konjungtivitis Flikten

Appendicitis Akut dan Appendicitis Infiltrat