Tuberkulosis pada Anak

TUBERKULOSIS PADA ANAK

2.1. Definisi
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh suatu basil Gram-positif tahan asam, yakni Mycobacterium tuberculosis (Robert Koch, 1882).

2.2. Klasifikasi
a. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
- Tuberkulosis paru. Tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru. Tidak termasuk pleura dan kelenjar hilus.
- Tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru (pleura, selaput otak, selaput jantung, kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain – lain.
b. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya:
- Kasus baru. Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
- Kasus kambuh (Relaps). Adalah pasien tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan tuberculosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur).
- Kasus setelah putus berobat (Default). Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif.
- Kasus setelah gagal (Failure). Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan ke lima atau lebih selama pengobatan.
- Kasus pindahan (Transfer In). Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya.
- Kasus lain. Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan di atas. Dalam kelompok ini termasuk kasus kronik (pasien dengan pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulang) (Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, 2007).

2.3. Etiologi
Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.. Agen tuberkulosis merupakan anggota ordo Actinomisetales dan famili Mikobakteriaseae, berbentuk batang, gram positif, pleiomorfik, tidak bergerak, tidak membentuk spora, panjang sekitar 2-4mikrometer. Pada spesimen klinis yang diwarnai atau media biakan, bakteri dapat tampak sendiri-sendiri atau berkelompok. Bakteri ini merupakan aerob obligat, tumbuh paling baik pada suhu 37-41 derajat celcius (Behrman, Kliegman, Arvin, 2000).

2.4. Patogenesis
Paru merupakan port d’entree/ tempat masuk pada lebih dari 98% kasus infeksi tuberkulosis. Karena ukuran bakteri yang sangat kecil (<5mikrometer>=6
8. Tatalaksana tuberkulosis pada anak merupakan suetu kesatuan yang tidak terpisahkan antara pemberian medikamentosa, penataan gizi, dan lingkungan sekitarnya.
9. Obat tuberkulosis utama (first line) saat ini adalah rifampisis, INH, pirazinamid, etambutol, dan streptomisin. Prinsip dasar pengobatan tuberkulosis adalah minimal dua macam obat dan diberikan dalam waktu relatif lama (6-12 bulan). Pengobatan tuberkulosis dibagi dalam dua fase yaitu fase intensif (dua bulan pertama) dan sisanya sebagai fase lanjutan.

3.2. Saran
1. Penyuluhan kepada penderita tuberkulosis dan keluarga mengenai penyakitnya, perlu diberikan sebelum pengobatan, agar penderita beserta keluarga mengerti dan mau mengikuti jadwal pengobatan.
2. Perlu peningkatan pengetahuan, keterampilan petugas pelayanan kesehatan dalam memberi pelayanan pengobatan kepada penderita Tuberkulosis anak.

DAFTAR PUSTAKA



Baratawidjaja, K.G., 2004. Imunologi Dasar (edisi ke-6), Balai Penerbit FK UI, Jakarta.


Behrman, Kliegman, Arvin, 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran AGC, Jakarta.


Corry, S., Wahidiyat, I., Sastroasmoro, S., 2003. Diagnosis Fisis pada Anak. CV Sagung Seto, Jakarta.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.


Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberkulosis. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.


Extensive Transmission of Mycobacterium tuberculosis from a Child. http://www.cdc.gov/TB/pubs/sledeset/pediatricTB/defailt.htm.. Last Modified: 2006.


Extensive Transmission of Mycobacterium tuberculosis from a Child. http://www.nejm.com. Last Modified 11/11/1999.


Gupte, Satish, 1990. Mikrobiologi Dasar. Binarupa Aksara, Jakarta.


Guidelines for Preventing the Transmission of Mycobacterium tuberculosis
in Health-Care Settings. http//www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwr.html. Modified: 30/12/2005.


Mcphee, S., Papadakis, M., 2008. Current Medical Diagnosis and Treatment. Mc Graw Hill Medical, New York.


Raharjo, N., Basir, D., Makmuri, MS., Kartasasmita, C., 2005. Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak. UKK Pulmonologi PP IDAI, Jakarta.


Tjay, T., Rahardja, K., 2007. Obat – Obat Penting. Percetakan PT Gramedia, Jakarta.


Tuberculosis. http://www.emedicine.medscape.com.article/969401-overview. Last Modified: 30/10/2008.


Tuberculosis. http://www.emedicine.medscape.com.article/969401-overview. Last Modified: 30/10/2008.


Widodo, E., 2003. Pediatrics Update 2003. Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.


William, W., et al, 2007. Current Pediatric Diagnosis and Treatment. Graw Hill Medical, New York.

Comments

Popular posts from this blog

ASUHAN DASAR BAYI MUDA : MENCEGAH INFEKSI

Konjungtivitis Flikten

Appendicitis Akut dan Appendicitis Infiltrat